23/04/2015
Aku memang tak berharap lebih bahwa kau akan membalasnya, karena sudah sangat cukup bagiku jika kamu mau membacanya, dan begitu bahagianya aku jika saat membaca ini ada senyum sederhana yang terlukis sempurna di sudut bibirmu. Hal itu jauh lebih baik daripada pengabaian dan tidak dibaca sama sekali. Maaf aku begitu lancang menulis semua ini.
Aku adalah sebagian kecil dari banyak orang yang mengagumimu. Pemuja rahasia yang diam-diam sangat lancang menghembuskan sebuah rasa yang ntah aku tak tau rasa apa ini.
Ketika gelap datang pertanda malam dan ketika dingin mulai menyertai tubuh ini, kamu masih setia manemaniku yang masih belum bisa terlelap di tengah larutnya malam, suaramu masih menjadi kehangatan dalam kedinginan malam kala itu, suaramu masih menjadi gema yang mengisi setiap sudut ruangan kamarku.
Ketika pagi datang, kamu selalu dan selalu menjadi yang pertama sapaan manisku yang setia setiap pagi ku ucapkan untukmu. Aku membangunkanmu dari tidurmu yang lelap dan aku mendengar suaramu yang masih menghangatkan ku di pagi itu dari ujung telefon sederhana tapi sungguh istimewa.
Selalu dan selalu ketika aku menutup mata dan aku membuka mata kembali, selalu dan hanya kamu yang tetap setia menemaniku melewati disetiap detik waktu yang bergulir. Kamu yang selalu ku ingat kemana dan dimanapun aku berada, bahkan disetiap waktu dan setiap apa yang ingin aku lakukan kamu selalu melekat erat dalam hari, otak dan fikiranku.
Begitu istimewanya kamu, membuat ku tidak lagi bisa untuk berucap akan gambaran kebahagiaan yang aku rasakan. Jika aku bisa menukar hatiku dengan hatimu, akan aku tukar sebentar hatiku dengan hatimu, agar aku tidak perlu berucap beribu kata hanya untuk berkata "JIKA AKU BAHAGIA BERSAMAMU" kebahagiaan yang aku rasakan lebih dari apa yang kamu rasakan, aku tidak bisa mendefinisikan kemudian menjelaskan secara detail bagaimana aku bisa sesayang dan sebahagia itu ketika kamu selalu ada untukku meski masih terpisah oleh jarak. Semua bercampur menjadi satu. Aku tak kenal dengan jarak. Apa itu jarak ? Jarak bukan hal yang menakutkan untukku melewati semua ini bersamamu. Ketakutan terbesarku adalah ketika aku tidak bisa lagi melewati setiap detik demi detik waktuku bersamamu seperti sekarang.
Ketakutan terbesarku adalah ketika aku bukanlah lagi menjadi segalanya untukmu, ketika aku bukan lagi menjadi seseorang yang penting untukmu, ketika aku tidak menjadi seseorang yang kamu perdulikan lagi dan terlebih ketika aku harus melihatmu menyayangi penggantiku kemudian menghapus aku dan kenangan dalam kisah kita. Itu semua ketakutan ku yang aku sendiri tidak mampu untuk menghilangkan ketakutan itu tanpa air mata. Membayangkannya saja aku tak rela. Hanya ada getir air mata dan senyum kepalsuan jika aku harus melewati semua itu.
Kamu begitu berbeda, kamu begitu nyata memberikanku kebahagiaan meski ragamu tak selalu bisa ku peluk kala aku butuh bahu untuk bersandar. Aku dan mereka berbeda, mereka mungkin bahagia dengan adanya pasangan mereka yang selalu bersamanya kemanapun dan selalu menggenggam tangan kekasihnya, tapi mereka pun tak sepenuhnya bahagia. Pasti ada getir dan pahit yang mereka lalui tanpa kita ketahui. Lalu, jika apa yang aku lewati selama ini bersamamu hanya menimbulkan rasa nyaman dan nyaman, dimana titik getir dan pahit itu ? getir dan pahit itu muncul ketika aku mulai cemburu terhadap wanita lain yang mencoba mendekatimu, sementara aku hanya bisa mengawasimu dari sini. Tapi, getir dan pahit itu selalu bisa kamu rubah menjadi senyum dan tawa kebahagiaan kembali. Aku berfikir, kita berjarak saja aku sudah sebahagia ini, bagaimana jika kita bersama dalam waktu yang sama, berjalan kemanapun dan bergenggaman tangan tanpa harus terhalang jarak dan waktu.
Ditanggal ini kita bertemu. Pertemuan tak sengaja yang telah direncanakan Tuhan yang sampai saat ini masih belum kupahami. 90 hari kita lewati bersama. 90 hari kamu selalu menemaniku disetiap sela waktu kesibukanmu, 90 hari yang tak pernah berubah dari hari pertama hingga jatuh pada hari ke 90 ini kamu masih menjadi sosok hangat yang aku kenal seperti hari pertama aku mengenal dan memutuskan untuk menjalani ini semua bersamamu. Bahkan sekarang kamu lebih menyayangiku. Tertatih mungkin ketika ada saat kita berusaha untuk berdiri di tengah terpaan badai kerinduan yang tak kuasa untuk di tahan. Tapi aku akan lebih tertatih jika harus melewati rindu itu sendiri, tanpa ada lagi suara hangat mu dan perhatian kecilmu yang membuat semua terasa sempurna. Aku hanya bisa melewati semuanya jika kamu masih dan selalu disampingku. Ini semua hanya permainan takdir yang belum tentu arahnya, ini hanya masalah waktu dimana dua insan yang saling mencintai akan dipersatukan Tuhan selamanya. Saling mencintai ? Ahh maaf, mungkin aku salah, bukan mencintai tapi menyayangi. Rasa sayang sebagai kakak dan adik. Ya mungkin menurutmu hanya sebatas itu.
Dalam setiap doa ku selalu menyebut namamu.Semoga kamu menjadi seorang yang sangat mencintai Allah lebih dari segalanya. Berharap dan memohon kepada Allah agar hatinya sungguh mencintai dan dekat denganku. Semoga kamu memiliki hati yang bijak, tidak hanya cerdas. Semoga kamu selalu dilindungi olehnya-Nya. Semoga apa yang kamu impikan dapat terwujud bukan hanya sebuah khayalan.
Maaf jika ini lancang, jujur dalam doaku aku meminta sesuatu kepada Tuhan yang terkadang membuat air mata ini mengalir. Aku berharap kamu jodohku, aku berharap kamu juga mencintaiku seperti aku mencintaimu. Semoga Tuhan mendekatkan kita dan tidak pernah pisahkan kita karena aku tak bisa menjalani hari-hariku tanpa dirinya. Dia adalah semangat hidupku.
Semoga Tuhan meminjamkan pena takdirnya supaya aku bisa menulis kamulah jodohku. Aku yakin Tuhan tak pernah tidur, aku percaya Tuhan selalu mendengar semua doa-doaku untuk menjadikan kamu sebagai imamku, penuntunku menuju jalan surgaNya.
Amin.
Label: Untuk Engkau Inspirasiku