Entah apa rencana Tuhan hari ini. Entah mengapa hari ini harus berjalan demikian. Hari ini entah mengapa selalu saja ada kenyataan. Dan entahlah, mungkin Tuhan berniat untuk membuatku tak larut dalam harapan. Tuhan menghadirkan sebuah masa lalu, yang entah belum bisa kusikapi saat ini.
Ini memang salah, karena tak seharusnya aku mengetahuinya dengan cara seperti ini. Sebelum cerita ini kutuliskan lebih jauh, permohonan maaf coba kusampaikan untukmu, tak seharusnya aku memasuki wilayah pribadi jejaring sosialmu, tak seharusnya aku mencari, melihat dan membaca semua guratan pesan cerita kamu dan dia. Sekali lagi sebelumnya ‘maaf’…
Dari semua yang kubaca, entah mengapa keraguan justeru yang menyusup dalam hati, kesedihan yang mengiri tiba-tiba…
Mungkin ini adalah cerita lalu tentang dirimu, tapi tak dapat dipungkiri ada sebuah rasa resah yang mengikuti. Cerita tentang bagaimana kamu mencitainya, cerita tentang bagaimana kamu mendambanya, cerita tentang bagaimana setiap janji setia kamu utarakan kepadanya.
Dan jujur, itu semua membuatku gamang, semakin gamang tentang kepercayaan. Sungguhkah rasamu kini padaku? sebesar apakah rasamu padaku? dan janji semanis apa yang bisa kamu sampaikan padaku melebihi untuknya? Dan untuk smua menjadi sederhana bahwa aku cemburu.